Bolehkah ayah dan ibu mengajarkan hafalan Al-Qur’an kepada anak mereka yang masih kecil, sementara keduanya tahu si anak terkadang melantunkan surat yang dihafalnya di kamar mandi saat buang hajat, atau si anak membacanya dengan cara yang tidak pantas (terhadap Al-Qur’anul Karim), dalam keadaan si anak telah berulang kali diperingatkan?
Seputar Bid'ah
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." [QS. Al Maa'idah:3]
Selasa, 23 Februari 2016
Rabu, 05 Desember 2012
MEMBEDAH KITAB DALAIL KHAIRAT KEBANGGAAN NU (Yang Ditulis oleh Muhammad bin Sulaiman al-Juzuli)
Bagi warga Indonesia kitab yang ditulis oleh seorang bernama Muhammad bin Sulaiman al- Juzuli (wafat th. 870 H) ini bukanlah hal yang asing lagi, lantaran buku ini merupakan salah satu pegangan pokok dalam ritual terkenal di kalangan mereka yang biasa dikenal dengan “Barjanjian” . Bahkan bukan hanya di Indonesia saja, ternyata telah melanda di belahan dunia. Haji Khalifah berkata dalam Kasyfu Dzunun 1/759: “Kitab ini merupakan tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah tentang shalawat kepada Rasul, biasa dibaca di belahan barat dan timur, terutama Negara Eropa!!!”. Al-Ustadz Khairuddin al-Wanli mengatakan: “Demi Allah saya bersumpah, tidaklah saya memasuki perpustakan masjid melainkan saya mendapatkan kitab Dalail Khairat agak rusak, karena sering dipergunakan, padahal dalam waktu yang sama saya mendapati mushaf Al- Qur’an penuh dengan debu karena jarang dibuka.
Kamis, 12 Juli 2012
10 FATWA IMAM ASY-SYAFI'I YANG SERING DIINGKARI
Ramai yang mengaku bermazhab Syafi’e dan mengakui mengikuti serta mempraktikkan Islam berdasarkan istinbat hukum oleh Imam Asy-Syafi’i. Namun, hakikatnya, ramai yang keliru kerana banyak fatwa-fatwa Imam Asy-Syafi’i yang tidak kita ketahui malah kita mengabaikannya. Padahal semua fatwa-fatwa itu adalah sangat penting dan berkaitan sekitar isu aqidah dan persoalan i’tiqad. Dengan itu, sama-sama lah kita teliti semula beberapa fatwa-fatwa beliau tersebut dan sama-sama kita muhasabah diri.
Selasa, 14 Februari 2012
BENARKAH IBNU TAIMIYAH, IBNU HAJAR DAN SHALAHUDDIN AL AYUBI PRO MAULID NABI?
Inilah syubhat orang yang kehabisan dalih, selalu mencari-cari dalil untuk membenarkan amalan tanpa tuntunan yang ia lakukan. Di antara cara yang dilakukan adalah menjadikan perkataan ulama Ahlus Sunnah sebagai argumen untuk mendukung bid’ah mereka. Inilah yang terjadi dalam perayaan Maulid Nabi. Di antara perkataan ulama Ahlus Sunnah yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, disalahpahami oleh sebagian kalangan sehingga beliau pun disangka mendukung perayaan Maulid. Begitu pula ada perkataan lain dari Ibnu Hajar Al ‘Asqolani mengenai hal ini. Ibnu Hajar adalah di antara ulama yang memiliki ketergelinciran dalam masalah Maulid. Nantinya kami juga akan membahas syubhat (kerancuan) lainnya yang sengaja disuarakan oleh para simpatisan Maulid seperti pemutarbalikkan sejarah Maulid yang disangka dipelopori oleh Shalahuddin Al Ayubi. Semoga Allah memudahkan untuk mengungkap yang benar dan yang batil.
HADITS-HADITS TIDAK JELAS, ANDALAN PENGGEMAR MAULID NABI
Bismillah,
Inilah diantara riwayat-riwayat yang dianggap hadits oleh para penggemar Maulid Nabi untuk membesarkan atau mengagungkan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
1. Abu Bakar ash-Shiddiq
Telah berkata Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq: “Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham bagi menggalakkan bacaan Maulid Nabi saw., maka ia akan menjadi temanku di dalam syurga.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
2. Umar bin Khottob al-Furqon
Telah berkata Sayyidina ‘Umar: “Siapa yang membesarkan (memuliakan) majlis maulid Nabi saw. maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Senin, 05 Desember 2011
AKHIR KESUDAHAN AHLI BID’AH
Abu Musa Al As’ari Radhiyallahu 'anhu memasuki masjid Kufah, lalu didapatinya di masjid tersebut terdapat sejumlah orang membentuk halaqah-halaqah (duduk berkeliling). Pada setiap halaqah terdapat seorang Syaikh, dan didepan mereka ada tumpukan kerikil, lalu Syaikh tersebut menyuruh mereka (yang duduk di halaqah) : “Bertasbihlah (ucapkan subhanallah) seratus kali!”, lalu mereka pun bertasbih (menghitung) dengan kerikil tersebut. Lalu Syaikh itu berkata kepada mereka lagi : “Bertahmidlah (ucapkan alhamdulillah) seratus kali!” dan demikianlah seterusnya....
BID’AH-BID’AH SEPUTAR QIRA’AH (BACAAN AL-QUR’AN)
BEBERAPA BID’AH PARA AHLI QIRA’AH YANG DISEBUTKAN OLEH PARA ULAMA
1. Berlebih-lebihan melafazhkan huruf, bahkan menyalahi cara dan hukum penyebutan huruf karena adanya cara bertajwid yang dibuat-buat dan bahkan dipaksa-paksakan, sehingga meleset dari bacaan yang mudah dan lurus yang sesuai dengan firman Allah:
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا
"Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil" [al-Muzzamil : 4]
2. Membaca al-Qur’an bukan dengan logat Arab.
3. Membaca seperti cara orang fasik dan fajir (durhaka).
4. Membaca dengan nada dan gerakan tertentu. Seperti yang dilakukan oleh sebagian pengikut
Langganan:
Postingan (Atom)